Suarapamong.com KLATEN – Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Klaten melakukan kampanye bagi kalangan pelaku pijat di Rumah Makan Banyu Oerip Klaten (Jumat, 22/07/22). Sebanyak 57 peserta yang hadir antusias belajar teknik-teknik terapi dari terapis Sumarsono asal Rumah Sakit Cakra Husada Klaten.
Sekretaris KPA Klaten Ronny Roekmito saat ditemui mengatakan komunitas pelaku pijat Klaten sebagai kelompok kunci untuk penanggulangan HIV/AIDS. Dari pelaku pijat ini, ia mengharapkan pesan pencegahan HIV/AIDS bisa sampai, minimal tahu cara pencegahannya.
“Pelaku pijat Klaten itu kelompok kunci untuk pencegahan HIV/AIDS. Selain sosialisasi, kepada pelaku pijat oleh KPA Klaten diberikan buku saku. Mereka juga diberi bekal ketrampilan teknik memijat. Maka KPA Klaten juga perlu memberikan bekal pengetahuan tentang teknik pijat dari terapis yang benar” ungkapnya.
Pria lulusan Kedokteran UGM Yogyakarta itu menambahkan kalau data HIV/AIDS di Klaten menunjukan gejala peningkatan. Hal itu didasarkan pemantauan petugas di lapangan.
“Kemarin KPA Klaten melakukan pemantauan di beberapa titik panti pijat di jalan utama Yogya-Soko. Hasil tes yang dilakukan relawan ada 2 kasus positif. Sedangkan data Januari -Juni 2022 saja sudah ada 45 kasus baru HIV/AIDS” kata Ronny.
Sumarsono pembicara sekaligus terapis dari RS Cakra Husada Klaten dihadapan 57 pelaku pijat Klaten menjelaskan kalau terapi menjadi salah satu pelayanan medis. Ketentuan itu sesuai Peraturan Menteri Kesehatan No. 6 Tahun 2015.
“Otot itu melindungi tulang dan berfungsi menjaga keseimbangan. Gangguan otot itu bisa menyebabkan kelelahan bahkan rasa sakit” kata Sumarsono.
Fungsi pijat itu dikatakan Sumarsono tidak saja melancarkan peredaran darah, namun juga bisa menjadi sarana rileksasi. Hanya kata dia, para pelaku pijat penting mengetahui teknik memijat yang benar.
“Ada beberapa teknik memijat. Misalnya teknik stroking yakni menekan permukaan kulit untuk tujuan rileksasi.Teknik Shaking itu menggoyangkan permukaan kulit dengan telapak tangan untuk melemaskan jaringan otot.Teknik petrisage itu mencubit secara berulang. Dan teknik rolling itu menggulung dengan tangan permukaan kulit” jelasnya.
Berdasarkan laporan Sistim Informasi HIV /AIDS (SIHA) korban terjakit HIV/AIDS di Klaten terus meningkat. Sejak 2016, temuan HIV/AIDS selalu menembus angka di atas 100 kasus. Kasus tertinggi ditemukan di 2017 dengan 138 orang dan sedikit menurun di 2021 dengan 103 orang kasus. Padahal sejak dilakukan pendataan di 2007, di Klaten hanya ditemukan 6 kasus permulaan.
Penulis : Joko Priyono Tim Diskominfo Klaten