Bantul – Menteri Desa PDTT, Abdul Halim Iskandar, mengatakan pemerintah telah menyiapkan sejumlah hal untuk mengantisipasi culture shock atau gegar budaya dalam pembangunan Ibu Kota Negara yang baru di Kalimantan Timur.
“Yang kita siapkan adalah dari sisi budaya. Jangan sampai terjadi culture shock, kesenjangan budaya, yang nantinya mereka merasa terpinggirkan dengan adanya Ibu Kota Negara baru,” kata Halim, Minggu (5/1/2020).
Hal itu dikatakan Halim di Kampung Mataraman Bantul saat ditanya wartawan terkait kesiapan Kemendes PDTT dalam pembangunan Ibu Kota Negara yang baru di Kalimantan Timur. Menurut Halim, kunci untuk mengatasi kejutan budaya atau geger budaya dalam pembangunan Ibu Kota Negara yang baru ialah pembenahan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia di Kalimantan Timur.
“Kuncinya satu, SDM-nya disiapkan juga, supaya (warga lokal di Kalimantan Timur) tidak termarginalkan,” terang politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut.
Pemerintah, kata Halim, telah mencoba memberikan penjelasan ke warga asli Kalimantan, yakni Suku Dayak. Menurut Halim, Suku Dayak telah menerima dan memahami komitmen pemerintah dalam membangun SDM lokal.
“Semuanya sudah dipahami, dan semua berterima kasih kepada bapak Presiden (Jokowi) termasuk Suku Dayak, yang kemarin sempat memberikan respon kurang familiar terhadap rencana pembangunan (Ibu Kota Negara),” tutupnya.
https://finance.detik.com/properti/d-4847080/cegah-gegar-budaya-mendes-tingkatkan-kualitas-sdm-di-ibu-kota-baru