PALANGKA RAYA – Anggota DPRD Kalteng periode 2019-2024, Sri Neni mengatakan, bahwa eksistensi budaya lokal harus dikembalikan. Anak muda harus bisa mencintai budaya sendiri.
“Ini menjadi tanggung jawab semua pihak baik peran orang tua, peran dunia pendidikan, pemerintah daerah dan lainnya,” katanya kepada media, Minggu (5/1) lalu.
Menurut Politikus Partai Golkar Kalteng tersebut, peran orangtua sangat dibutuhkan yaitu memperkenalkan secara dini mengenai nilai budaya-budaya lokal, dengan cara bercerita tentang sejarah kebudayaan atau permainan tradisional.
“Bukannya memperkenalkan handphone ataupun gadget kepada anak-anak diusia dini. Karena hal itu hanya akan merusak mentalitas dan kurangnya mencintai budaya lokal,” tuturnya.
Pada saat anak memasuki usia sekolah maka peran dunia pendidikan tidak kalah pentingnya, untuk membantu anak untuk semakin mencintai budaya lokal.
“Melalui mata pelajaran seni budaya sebagai salah satu sarana uutuk lebih meperkenalkan dan juga menanamkan kecintaan anak terhadap seni budaya baik sejarah kebudayaan suatu daerah, bahasa daerah, adat istiadat, tarian daerah, permainan tradisional hingga makanan khas daerah,” harap Sri Neni.
Sebab menurutnya, selama ini di sekolah untuk mata pelajaran seni budaya hanya diajarkan seni menggambar dan seni tari. Unsur kebudayaannya masih sangat kurang. Hal ini yang perlu diterapkan di sekolah yang ada saat ini.
Selain itu peran pemerintah daerah melalui Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata, dalam pengembangan objek wisata yang menjadi salah satu sarana promosi kebudayaan dan adat istiadat suatu daerah juga dibutuhkan.
“Hendaknya sarana dan prasana yang dibangun selalu mencirikan dan menampilkan seni budaya lokal. Bangunan juga rumah-rumah tradisional sehingga anak-anak dapat mengambil nilai-nilai budaya dengan mempelajarinya,” ungkapnya lagi.
Bukan hanya itu saja, menggelar tarian khas daerah dan permainan tradisional yang dikemas lebih dinamis menyesuaikan perkembangan zaman, anak menarik minat anak muda yang berjiwa challenger dan merasa tertantang untuk mengikuti permainan tersebut.
“Peran lingkunganyang masih kental dengan adat istiadat dan nilai kegotongroyongan akan mempengaruhi perilaku keseharian suatu masyarkat. Secara tidak langsung membudayakan nilai-nilai luhur budaya lokal. Sehingga tidak berpengaruh dengan perkembangan teknologi dan masuknya budaya barat,” tuturnya.
Dirinyas berkeyakinan, sebenarnya anak-anak muda saat ini akan mencintai budaya sendiri jika memang diperkenalkan dan ditanamkan sejak dini, dengan membutuhkan peran dan kerjasama semua pihak. (nue/ari/nto)
http://www.kaltengpos.co/berita/-38659-bangkitkan_eksistensi_budaya_lokal_di_generasi_muda.html