banner 468x60

Tradisi Padusan : Pemkab Klaten Adakan Kirab 21 Mata Air di OMAC

 News
banner 468x60

Suarapamong.com KLATEN- Pemerintah Kabupaten Klaten dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan 1444 Hijriyah dengan kirab kendi dari 21 mata air menuju Objek Mata Air Cokro (OMAC), Selasa (21/03). Adapun 21 mata air tersebut yakni Sumber mata air Pluneng, Brintik, Brondong,Geneng, Pengilon, Susuhan, Gedaren, Jolotundo, Nilo, Pelem, Kapilaler, Ponggok, Cokro, Sigedang, Lumban Tirto, Besuki, Manten, Sinongko,Sri Sidomulyo, Gotan, dan Geneng Kalikotes.

Kirab dilakukan mulai dari pintu masuk OMAC menuju tempat proses penyatuan dalam Gentong Nyai Tampung yang berada di area OMAC. Barisan diawali dengan Roro Ngangsu sejumlah 21 (siswa SMK N 3 KLATEN) yang membawa kendi air yang bersumber dari 21 mata air. Dilanjutkan Bupati Klaten bersama Forkopimda, Kepala OPD, dan tim hadroh.

Bupati Klaten, Sri Mulyani dalam sambutannya mengatakan perayaan menyambut bulan suci Ramadan (Tradisi Padusan) biasanya dilakukan satu hari sebelum puasa, tetapi ditahun 2023 ini dimajukan, karena pada Rabu,(22/03) bersamaan dengan Hari Raya Nyepi.
“Alhamdulillah setelah dua tahun ditiadakan, hari ini Padusan bisa kita laksanakan. Antusias warga sangat baik, positif, dan banyak. Kreasinya dari Disbudporapar sangat menarik sehingga acara terlihat sangat luar biasa di OMAC,” terang Sri Mulyani.

Sri Mulyani juga mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa kepada masyarakat Klaten yang mana, akan dilaksanakan mulai tanggal 23 Maret 2023. Kesempatan tersebut, Sri Mulyani juga membawa angin segar bahwa akan ada revitalisasi OMAC yang akan segera dilakukan dengan total dana Rp. 5,8 miliar, sehingga OMAC sementara akan ditutup.
Selanjutnya, Bupati Klaten secara resmi membuka acara yang bertajuk Reresik Rogo Hanggayuh Resiking Jiwo dengan memukul beduq At-Taqwa didampingi Forkopimda Klaten.

Sementara, Kepala Disbudporapar, Sri Nugroho menyampaikan tujuan diadakan acara tersebut guna seluruh umat Islam di Klaten dapat melaksanakan ibadah puasa dengan suci, kegiatan ini sebagai bentuk renungan instropeksi diri dari sebelumnya, mewariskan dan melestarikan budaya, serta meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat sektor pariwisata.
Ia mengaku kegiatan penyambutan Ramadan 1444 Hijriyah berbeda dengan adanya kirab dari 21 sumber mata air yang ada di Kabupaten Klaten dan tetap mempertahankan tradisi turun menurun.

“Ini sebagai pengejawantahan bahwa Klaten dikenal dengan kota seribu umbul. Sedangkan makna dari 21 (sumber mata air) menggambarkan kesempurnaan akan datangnya wahyu ilahi di bulan suci Ramadan (malam selikuran atau dimulainya malam Lailatul Qadar). Kalau Siraman ditandai untuk membersihkan diri dan arti penyebaran Apem kita saling mengapemahkan dan juga gambaran udik- udik uang receh ini kita meningkatkan bersedekah kepada masyarakat di bulan suci Ramadan. ,” kata Sri Nugroho.

Selanjutnya, Bupati Klaten dan Forkopimda melakukan siraman menggunakan 21 mata air kepada perwakilan Mas dan Mbak Klaten. Acara semakin meriah dengan adanya penyebaran apem dan udik-udik (sedekah uang) yang dibagikan kepada masyarakat yang hadir di OMAC.Red
(ttr/kominfo-klt).

 

 

banner 468x60

Author: 

Related Posts

Comments are closed.